Analisis Perilaku Penerapan Protokol Kesehatan melalui Pendekatan Health Belief Model

Abstract

Perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan sangat penting dalam menangani pandemi terutama selama masa-masa awal pandemi ketika belum tersedia pengobatan atau vaksinasi.  Pada minggu pertama bulan Mei 2021 didapatkan bahwa tingkat kepatuhan penduduk DKI Jakarta terhadap perilaku memakai masker sebesar 77,25% dan menjaga jarak sebesar 73,27%.  Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan panduan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di tempat kerja yang memuat tentang apa saja yang harus dilakukan oleh manajemen dan pekerja.  Sebagai bahan evaluasi, rekognisi dan perencanaan kebijakan dan program penanganan Covid-19 di sektor perkantoran, diperlukan penelitian mengenai faktor risiko yang mempengaruhi perilaku pekerja perkantoran dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Penelitian menggunakan desain studi potong lintang/cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 211 orang. Pengumpulan data dilakukan secara non-probability sampling melalui pengisian kuesioner daring kepada seluruh pekerja perkantoran.

Secara umum, sebagian besar pekerja perkantoran memiliki perilaku kurang (64,93%) dalam menerapkan protokol kesehatan.  Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (p value > 0,05) antara persepsi kerentanan dan keparahan (p value 0,325), persepsi manfaat (p value 0,424), persepsi hambatan (p value 0,787) dan persepsi keyakinan diri (p value 0,255) serta cues to action (p value 0,606) pada responden dengan pengetahuan rendah terhadap perilaku individu yang kurang dalam menerapkan protokol kesehatan.  

Tempat kerja tetap harus memberikan pemahaman, edukasi, sosialisasi dan konseling kepada para pekerja untuk dapat meningkatkan persepsi pekerja akan manfaat melakukan perilaku pencegahan Covid-19.